Saya gak tau nama latin fauna diatas apa. Dan saya juga gak nyari tau ke mbah gugel. Foto diatas adalah salah satu kondisi yang merepresentasikan kondisi saya sekarang.
Bukan, bukan. Saya bukan sedang melancong ke Afrika. Saya juga gak sedang berada di Taman Safari Indonesia, atau bahkan Kebun Binatang Bandung yang isu tentang kepemilikan tanahnya masih simpang siur.
Fauna diatas (mari kita sebut rusa sajalah ya, mohon maaf kepada para ahli fauna kalau mereka bukan rusa) begitu kompak dan seragam. Entah mereka sedang ngapain, tapi momen ini menjadi bagus karena mereka semua sedang melihat kearah yang sama dengan posisi badan menghadap kearah yang juga seragam satu sama lain.
Wow keren.
Bukan, bukan. Saya bukan sedang melancong ke Afrika. Saya juga gak sedang berada di Taman Safari Indonesia, atau bahkan Kebun Binatang Bandung yang isu tentang kepemilikan tanahnya masih simpang siur.
Fauna diatas (mari kita sebut rusa sajalah ya, mohon maaf kepada para ahli fauna kalau mereka bukan rusa) begitu kompak dan seragam. Entah mereka sedang ngapain, tapi momen ini menjadi bagus karena mereka semua sedang melihat kearah yang sama dengan posisi badan menghadap kearah yang juga seragam satu sama lain.
Wow keren.
Saya membayangkan kalau mereka itu sehari-hari memang kompak ya. Makan bersama. Tidur bersama. Beraktivitas bersama. Jalan-jalan bersama. Dan seterusnya....
Pikiran saya kembali ke realita. Realita yang baru saja saya lewati, sekitar dua minggu yang lalu.
Saya memulai April 2014 dengan bekerja di tempat yang baru. Alhamdulillah. Penerimaan di tempat saya bekerja memang sedang banyak-banyaknya. Di bagian saya total ada lebih dari 60 pegawai baru.
Adalah hal yang wajar dan sangat umum ketika seseorang bergaul dengan orang yang banyak kesamaan dengan dia. Diawal, umumnya mereka ngobrol dengan yang satu kampus atau satu daerah. Kondisi ini mirip pas saya baru masuk kuliah dulu (dulu banget....). Orang-orang yang dari satu daerah pasti ngumpul, ngobrol, dan nongkrong sama orang-orang yang asalnya sama.
Ah. Memang kondisi yang umum ternyata.
Dan respon saya pun sama: saya agak kesal melihat kondisi kayak gini.
Kondisi ideal pertemanan itu ya gak pandang bulu. Gak blok-blok-an. Gak gap-gap-an. Semua ngobrol sama semua. Walaupun kita gak punya kesamaan sama orang itu.
Solusinya, yang terpikir oleh saya, harus ada orang yang menjadi "perekat" diantara blok-blok tersebut. Orang yang supel, senang merhatiin orang, seneng ngomong, tapi gak gitu senang jadi pusat perhatian. Tapi diatas semua itu, orang ini harus punya keinginan agar gak ada lagi blok-blok pergaulan di lingkungan sekitar dia.
Wow, senang banget ya kalo ada kawan yang seperti ini. Dan saya pikir kita semua butuh orang-orang kayak gini di lingkungan pergaulan kita. Karena boy, kapan negara kita mau maju, kapan keilmuan kita mau lebih berkembang, kapan institusi kita mau lebih baik lagi kalau si orang-orang didalamnya gak solid, dan masih ada blok-blok didalamnya.
Semoga aja kedepannya makin banyak orang-orang yang bisa menjadi "perekat" di lingkungan pergaulannya masing-masing. Orang-orang yang kemampuan ADAPTASI-nya bagus di lingkungan yang DIVERGENSI-nya tinggi. Biar kita bisa kompak banget kayak kawanan rusa diatas.
Saya pengen tuh jadi orang yang kayak gitu. Kamu pengen juga?
:D
Bandung, 20140417, 14:35 WIB
Pikiran saya kembali ke realita. Realita yang baru saja saya lewati, sekitar dua minggu yang lalu.
Saya memulai April 2014 dengan bekerja di tempat yang baru. Alhamdulillah. Penerimaan di tempat saya bekerja memang sedang banyak-banyaknya. Di bagian saya total ada lebih dari 60 pegawai baru.
Adalah hal yang wajar dan sangat umum ketika seseorang bergaul dengan orang yang banyak kesamaan dengan dia. Diawal, umumnya mereka ngobrol dengan yang satu kampus atau satu daerah. Kondisi ini mirip pas saya baru masuk kuliah dulu (dulu banget....). Orang-orang yang dari satu daerah pasti ngumpul, ngobrol, dan nongkrong sama orang-orang yang asalnya sama.
Ah. Memang kondisi yang umum ternyata.
Dan respon saya pun sama: saya agak kesal melihat kondisi kayak gini.
Kondisi ideal pertemanan itu ya gak pandang bulu. Gak blok-blok-an. Gak gap-gap-an. Semua ngobrol sama semua. Walaupun kita gak punya kesamaan sama orang itu.
Solusinya, yang terpikir oleh saya, harus ada orang yang menjadi "perekat" diantara blok-blok tersebut. Orang yang supel, senang merhatiin orang, seneng ngomong, tapi gak gitu senang jadi pusat perhatian. Tapi diatas semua itu, orang ini harus punya keinginan agar gak ada lagi blok-blok pergaulan di lingkungan sekitar dia.
Wow, senang banget ya kalo ada kawan yang seperti ini. Dan saya pikir kita semua butuh orang-orang kayak gini di lingkungan pergaulan kita. Karena boy, kapan negara kita mau maju, kapan keilmuan kita mau lebih berkembang, kapan institusi kita mau lebih baik lagi kalau si orang-orang didalamnya gak solid, dan masih ada blok-blok didalamnya.
Semoga aja kedepannya makin banyak orang-orang yang bisa menjadi "perekat" di lingkungan pergaulannya masing-masing. Orang-orang yang kemampuan ADAPTASI-nya bagus di lingkungan yang DIVERGENSI-nya tinggi. Biar kita bisa kompak banget kayak kawanan rusa diatas.
Saya pengen tuh jadi orang yang kayak gitu. Kamu pengen juga?
:D
Bandung, 20140417, 14:35 WIB